Mencecap Asa
Waktumu
akan segera usai, harapan.
Kenyataan
akan menganga, menertawakan dan mencecap bokongmu.
Mulanya
kau begitu manis.
Menyemangatiku
setiap pagi dan memelukku ketika malam datang, dengan hangat.
Kau
sulurkan energi dari kecipak kaki hingga mengisi kepalaku.
Dan
seketika itu, kau seperti hujan.
Hatiku
banjir, hujanmu begitu deras, sederas impian.
Kau
berenang bebas di kolam anganku.
Seperti
ikan koi yang manis peliharaan aquarium kamarku.
Berenang
kesana-kemari.
Kau
kubiarkan begitu lama, hingga kau tumbuh membesar.
Sesampai
pun aku tak sadar, telah terbuai olehmu, harapan.
Sekarang
aku sudah sadar.
Kau
mengerang kembali padaku.
Ingin
menjadi kekasihku seperti dulu.
Tapi
aku bukan lagi bocah.
Yang
hanya dengan Impian bisa tertawa berlarian memainkan kelereng.
Kini
malam akan menjemputmu, dan harapan hanya menjadi sebuah kenangan
yang sesekali perlu dirawat.
Komentar