Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Surat Untukmu; Dari Aku Yang Tak Pandai Berbicara Di Depanmu

Hai kamu, Ketika seharian sudah menghabiskan waktu bersamamu, banyak sekali yang hendak aku tulis. Tentang hal-hal yang urung terucap, perasaan yang lamat-lamat semakin aneh dimengerti, dan perhatian serta kehangatanmu yang menjadi-jadi. Lalu tiba-tiba semua diksi yang sudah aku rangkai sepanjang jalan setelah mengantarmu pulang hingga kos itu bubar. Ya, ia bubar begitu saja, berantakan dan carut marut. Hal itu dikarenakan bahwa tulisan ini hendak ditujukan pada namamu. Lantas aku bersangka pada diri sendiri bahwa tulisan ini tidak mungkin akan kamu baca. Setidaknya hal itu berhasil membuatku berkonsentrasi hingga menyelesaikan tulisan ini. Kadang aku memang terlampau lemah, konyol dan bodoh. Aku memang mendadak menjadi bodoh, lemah dan konyol ketika berhadapan denganmu. Ketika kamu sepakat untuk menghabiskan waktu berdua denganku, tiba-tiba otakku mengecil, daya kreatifitasku menurun drastis. Sehingga ketika kamu bertanya “ kita mau pergi kemana?” hanya gel...

Merayakan dengan Sinisme

Ucapan selamat, tak ubahnya hanyalah basa-basi. Basa-basi mungkin bisa diartikan beramah-tamah, saling menganggap keberadaan sesama sebagai manusia dengan segala kelemahannya. Namun bagi saya pribadi, basa-basi itu lebih jelas terdengar "basi" nya. Basi benar nasi ini, begitu tepatnya. Atau basi betul topik yang dibahas. Nah, ucapan selamat hari lahir di dinding media sosial lebih terasa hanya basa-basi. Dan sangat basi, karena bla..bla..bla... Secara kebetulan, mungkin ketika dulu saya membuat akun facebook sedang tidak sadar atau mungkin dalam penguasaan minuman keras, masyallah! Kenapa es teh masih dijual saja. Kenapa tidak ditarik seperti nasib alkohol yang dijual mini market kota Jogja. Bukankah es teh kategori minuman keras, keras untuk diklethak (gigit, red). Dengan kesadaran jauh dari Tuhan ketika membuat akun facebook, saya menuliskan hari lahir adalah 15 mei. Saya benar-benar khilaf dan ini adalah hoax. Kebohongan terbesar yang pernah kulakukan, karena saya ...

Mengantarmu dari Luar

"if I hold on to you, it hurts. if I let you go, it hurts even more. ah, I fall in love too easy" Jogja diguyur hujan lebat siang itu, sore nanti aku kepalang janji mengantar seorang perempuan untuk pulang. Ya, Lempuyangan adalah ibu tiri yang siap mengantar dan menjemput anak dari mana saja, siapa saja tanpa perlu banyak bawel dan omelan, rasanya seperti ketika kita bangun siang dan tak ada yang mengingatkan. Begitulah Lempuyangan, segala peradaban rindu dan perasaan menjadi aroma saban hari bagi para paria melankolis yang dilahirkan oleh suasana Yogyakarta. Keretanya berangkat pukul 5, sedangkan aku sudah menyanggupi untuk menemaninya sedari jam 2. ini bukan tentang cinta yang membutuhkan pengorbanan waktu dan mengurangi jatah tidur siang. Tapi ini adalah menyoal janji, kesepakatan dan kepastian. Sudah berapa janji yang sudah kita siasati untuk diingkari? Beberapa kesepakatanpun kadang kita berusaha berkelit sekuat tenaga untuk menggagalka...

Mei Yang (tidak) Baik-Baik Saja

Menyikapi hari pertama di bulan mei, apakah layak untuk dirayakan atau harus direnungi dengan sebuah perlawanan. Setidaknya, kita sadar kehidupan ini mengajarkan bahwa kita harus saling tindas menindas dalam kehidupan. Maka lahirlah buruh, budak dan sebagainya. Sejarah kita pun jauh-jauh sebelumnya kental benar dengan perbudakan. Tapi tentu saja ini bukan tulisan serius yang akan membahas sejarah perbudakan atau perjuangan kaum buruh. Ini lebih penting dari semua itu, yaitu kesedihan. 1 Mei tak ubahnya adalah awal dari kesialan-kesialan yang terakumulasikan dalam kehidupan-kehidupan yang sudah kulalui. Ini tanggal merah dan long weekend . Niat hati bangun tidur sepagi mungkin, jama'ah subuh, kemudian jogging, sarapan dengan gebetan. Namun rencana tinggallah rencana, seperti biasa, subuh dan dhuha sulit kali dibedakan, jogging hanyalah sebuah lelucon di tengah semakin besarnya lingkar perut yang tak terbendung, sedangkan sarapan dengan gebetan? sebentar, gebetan ...

Tentang Menjadi Kebahagiaanmu?

Apabila aku tak mampu membuatmu tersenyum, dan orang lain bisa lebih membuatmu bahagia daripada saat bersamaku, aku bisa apa, Ketika kamu bertemu seseorang yang mampu membuatmu lebih tenang dan bijaksana dalam menghadapi gelapnya permasalahan hidup, sedangkan aku hanya mampu berdo'a. Mungkin itu yang memang benar-benar kamu butuhkan. Seseorang dengan cinta yang terlanjur keras kepala kepadamu. Sedangkan aku hanya bisa memperhatikanmu dari kejauhan setelah kamu memilih pergi. Kamu memang selalu benar, seolah-olah mengerti apa yang akan terjadi apabila terus bersamaku. Ya, kamu memang tak pernah membutuhkanku. Kamu butuh orang yang mencintaimu dengan keras, menyayangimu dengan jujur dan tentu saja keras kepala untuk membahagiakanmu. Kamu mungkin memilih seseorang yang mampu membuatmu bersyukur tiada terkira karena keberadaanya membuatmu merasa dicintai. Seseorang yang rela membangunkanmu di pagi hari dengan sepiring nasi goreng telur ceplok dan kopi kental kesuka...

Pulang Merelakan

" Getting used to your absence is hard,  And getting used to your presence is even harder" Nizar Qabbani   Apa cara terbaik untuk merelakan? mungkin salah satunya adalah berpisah. Namun ini bukan perkara mudah, sesulit menyebutkan personil Maroon 5 selain Adam Levine. Perpisahan itu sendiri bukan perkara sederhana, yaitu dengan menyebut pamit untuk pergi. Labih dari itu, perpisahan adalah hal yang sudah pasti datang dan kita berusaha sekuat tenaga untuk menolaknya. Pilihan dari sebuah perpisahan adalah kita menjadi makhluk yang ditinggalkan, dilupakan atau digantikan. Ketiga itu adalah benar-benar perkara kepalang biadab perihnya. Perpisahan adalah sebuah kenisacayaan hidup tentang apa itu sebenarnya kehilangan. Pun demikian dengan cinta, pertemuan, persahabatan, bahwa kita pernah saling cinta dan sekarang tidak sama sekali, itu semua mengajarkan bahwa tak ada yang benar-benar abadi di dunia ini. Kita pernah saling memiliki, saling cinta, saling b...

Surat Untuk Gadisku

Hai mb, mb yang cantik baik dan karismatik. Aduh, aku bingung harus memulai dari mana. Sebelum jemari ini belum tahu akan dipinta otak dan perasaanku untuk menulis surat untukmu mb, kata dahsyat, romantis, termehek-mehek dan melankolis bercucuran serta bergentayangan mb. Namun, setelah akan dieksekusi, pikiranku menajdi ambyar tak karuan. Seperti halnya ketika anak-anak SMA akan memegang tangan pacarnya, rasa-rasanya tak karuan, dentuman jantung mungkin saat itu dirasa lebih dahsyat dari bom atom Hirosima-Nagasaki. Baiklah, mungkin mb bingung. Kok tiba-tiba mendapati surat ini. Toh aku siapa? Aku mah apa atuh, hanya rebelan gorengan yang tak pernah dihiraukan dan akan pasti dibuang tak termakan. Kita saling kenal kok, aku yang selalu memperhatikanmu kemudian lamat-lamat mengagumi dan karena saking lamanya memendam rasa kagum menjadikan diri ini jatuh cinta. Kita satu kampus, satu fakultas dan mungkin juga satu jurusan namun beda angkatan. Dengan ke-diri-anmu it...

Mereka yang Layak Dikejar di Tahun 2015 (Part 2-habis)

Seperti yang sudah saya (mungkin) janjikan. Berikut adalah lelaki paria yang mau diapakan juga pun sudah kehabisan cara untuk mengatasi kesepian. Mungkin dengan seolah alasan kesibukan mereka dengan kegiatan masing-masing adalah murni sebuah alibi saja. Tentang kesepian dan kebosanan ke-jomblo-an mereka tidaklah bisa ditutup-tutupi lagi. Langsung saja, lelaki yang sangat pantas untuk dikejar dan mungkin memang tidak begitu memiliki keahlian mengejar ini setidaknya cukuplah untuk membuat para perempuan bahagia. Mereka mempunyai jalan masing-masing, meskipun kesunyian adalah teman karibnya. 6. M. Mas'udi Rahman Mana pernah Mas'ud itu menaruh marah pada seseorang, mungkin saja saya tidak tahu. Namun kebersamaan saya dengan beliau bukan dalam waktu singkat. Terlampau berkarat dan lumayan lama. Lima tahun lebih saya secara pribadi dan finansial tentu saja merepotkan pria asli Nologaten belakang Ponpest Wahid Hasyim ini. Tak tersirat menaruh kebencian...

Mereka yang Layak Dikejar di Tahun 2015 (part 1)

Selain kematian dan ibu, salah satu yang membuat saya sangat melankolis adalah sahabat-sahabat saya mempunyai pacar kemudian menikah. Ketiga moment tersebut tak pernah gagal membuat mata saya berkaca-kaca. Namun sepertinya semua akan gagal melihat nasib teman-teman saya yang belum kunjung mendapatkan pasangan. Teman-teman saya ini adalah lelaki normal seperti kebanyakan orang. Mereka adalah nama lain dari kehebatan dalam arti tersendiri. Mungkin jika melihat sekilas, mereka terlihat seperti lelaki biasa. Namun, jika kalian mengetahui kelebihan mereka dan anda seorang perempuan normal, pasti akan tergila-gila. Benar-benar tergila-gila dalam arti sebenarnya. Ada seorang penulis, melankolia dan penyair. Ada juga guru dan mapan. Namun pertanyaannya sekarang, kenapa mereka masih saja tak punya pacar? Sungguh sangat misterius sekali. Beberapa di bawah ini adalah lelaki harapan bangsa dan tentu saja memiliki masa depan cerah. Anda termasuk perempuan yang sudah ...