Surat Untuk Gadisku


Hai mb, mb yang cantik baik dan karismatik.

Aduh, aku bingung harus memulai dari mana. Sebelum jemari ini belum tahu akan dipinta otak dan perasaanku untuk menulis surat untukmu mb, kata dahsyat, romantis, termehek-mehek dan melankolis bercucuran serta bergentayangan mb. Namun, setelah akan dieksekusi, pikiranku menajdi ambyar tak karuan. Seperti halnya ketika anak-anak SMA akan memegang tangan pacarnya, rasa-rasanya tak karuan, dentuman jantung mungkin saat itu dirasa lebih dahsyat dari bom atom Hirosima-Nagasaki.

Baiklah, mungkin mb bingung. Kok tiba-tiba mendapati surat ini. Toh aku siapa? Aku mah apa atuh, hanya rebelan gorengan yang tak pernah dihiraukan dan akan pasti dibuang tak termakan. Kita saling kenal kok, aku yang selalu memperhatikanmu kemudian lamat-lamat mengagumi dan karena saking lamanya memendam rasa kagum menjadikan diri ini jatuh cinta. Kita satu kampus, satu fakultas dan mungkin juga satu jurusan namun beda angkatan. Dengan ke-diri-anmu itu mb, tentu sudah banyak yang mbribik dan deketin mb dengan berbagai cara yang sudah diyakini lelaki-lelaki paria di luar sana kecuali diri ini mb. Mungkin aku ksesekian kali yang (semoga) bisa membuat mb penasaran dengan mengirimkan surat ini mb. Mb, dengan kredibilitas sebagai perempuan baik tentu saja sudah sering mendapati kode-kode bribikan melalui telpon, sms, facebook, twitter ataupun media-media kekinian yang tentu saja sudah basi untuk mb, sudah tentu tak menarik selera mb. Maka itu mb, aku menjelma menjadi sedikit klasik dan eufimisme, mencoba menulis surat ini untuk mb. Setidaknya aku mencoba dengan cara yang berbeda mb.

Mb tentu bertanya-tanya. Kenapa aku mengagumi mb, atau memperhatikan mb, tolong hapus pertanyaan itu dari mb. Ini lebih sulit daripada ujian psikotest masuk PNS mb, selain njlimet dan mumet, ini tak cari-cari ternyata tak ada jawabannya mb. Bukankah ketulusan itu selalu tak berdasar dan tak beralasan mb. Ini juga bukan semacam kesenangan mb, ini ketulusan. Mungkin, bagi lelaki-lelaki yang sudah mbribik mb sebelum-sebelumnya, bisa mendekati mb adalah sebuah prestasi dan kesenangan tersendiri di antara kaumnya. Namun aku berbeda mb. Aku klasik  dan setidaknya ini membuktikan kepada orang-orang dan terutama orang tua, bahwa anaknya yang satu ini adalah normal, lelaki tulen meskipun menyukai perempuan yang sepertinya tidak mungkin bisa didapat kaya mb.

Mb, apakah mb sudah punya pacar? kalau sudah ya Alhamdulillah berarti mb tidak kesepian dan tidak kebingungan ketika ditanya teman-teman mb dapat coklat tidak dari pacar pas valentine. Tapi jika belum, ya Alhamdulillah bingo mb. Bersyukur tidak terkira. Meskipun toh mb belum punya pacar, aku juga tidak tahu harus berbuat apa selain mengucap Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah.

Tapi, tapi, aku selalu percaya mb. Bahwa jodoh sudah diatur oleh tuhan. Jadi sekarang tugasku double mb. Selain berusaha sedekat mungkin dengan dirimu mb, aku juga harus dekat dengan tuhan dong mb. Agar tuhan dan mb tidak akan meregas pucuk pengharapan laki-laki.

Ya sudah mb. Aku tidak mau mengganggu aktivitas mb. Mungkin mb masih sibuk kerja, mungkin mb sedang mengejar target untuk segera lulus kuliah, mungkin mb sekarang sedang bermesra-mesraan dengan pacar mb merayakan valentine dengan hadiah kondom, mungkin juga... saat ini tuhan belum menciptakan mb atau mungkin juga mb saat ini akan baru dilahirkan.

Apapun itu mb, setidaknya aku sudah mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan mb di muka bumi ini. Dengan memanggil "mb", aku secara sadar mengantisipasi diri agar kelak status kita tidak hanya berakhir di status "Kakak-Adik'an".

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buku, Pesta dan Cinta : mengenang kembali Soe Hok Gie

Syakal dan I'jam

Sejarah Fatayat NU "Cabang Jepara"