Ulasan Bodoh Liga Champions Pagi Ini, 3 Oktober 2013
saya
masih bingung untuk mengambil sikap seperti apa ketika melihat hasil
pertandingan dini hari tadi. Jujur saja, saya sebagai Madridista
tentu saja bahagia karena papan skor berkahir sesuai selera. Meskipun
ada sedikit luka dan salah perkiraan perihal pertandingan Man.City vs
Bayern Munich dan apa yang terjadi dengan Man.Utd, bagaimanapun juga
bapak saya adalah mancunian dan saya awalnya adalah seorang mancunian
dan juventini. Tetapi tahun ini, saya sudah meneguhkan hati untuk
menjadi Madridista dengan kesadaran tinggi totalitas penuh.
Seperti
diawal, ini adalah ulasan bodoh pertama yang mampir di blog aneh
saya. Jadi silahkan sepakat ataupun justru mencaci, jujur saja saya
memang bukan pengamat bola seseungguhnya. Tetapi percayalah, saya
mencintai sepakbola seperti saya mencintai seorang perempuan yang
sanggup menjadi gila dan aneh.
1.
Manchester City (1) vs (3) Bayern Munich
Entahlah,
duo Manchester memang sedang mengalami masa-masa buruk,
setelah di
liga domestik pertemuan terakhir nyaris menang, justru sekarang
dilumat habis oleh klub tempat Nazi lahir. Lagi-lagi atas nama
“adaptasi (lagi)”kalian sebagai pendukung Man.City akan serta
memaafkan Pellegrini?. Atau memang malam ini kejeniusan sang junior
Pellegrini, si Pep yang berhasil menerapkan tiki-taka khas Jerman
pada Munchen? Entahlah. Tapi yang jelas ini begitu tidak masuk akal,
Etihad Stadium yang cukup ramah dengan The Citizen kali ini justru
malah mempermalukan si empunya. Mungkin pagi ini (ketika catatan
bodoh ini ditulis) Syaikh Mansour tak lagi bernafsu tuk sekedar buang
air besar karena sebuah kekecewaan. Atau jangan-jangan Pellegrini
sedang bercanda dengan kita? Ahh tentu tidak, ini bulan Oktober bung
bukan lagi April Mop. Lini tengah City memang terlihat seperti anak
kecil yang kehilangan ibunya di pasar hanya menangis tanpa ada usaha
ke tempat informasi untuk mengabarkan ke khalayak bahwa ibunya
hilang, mungkin itu yang sedang dilakukan oleh Yaya Toure tanpa David
Silva yang masuk belakangan. Jika boleh ekspresif mungkin Negredo dan
Aguerro akan marah-marah dan teriak-teriak karena bola tak pernah
sampai padanya, belum beck mereka seolah saling bisu dan buta tak
bisa melihat pergerakan trio keren Ribery-Muller-Robben. Tapi
berbicara Munich, winger peringkat teratas masih layak disandang oleh
Ribery dan Robben. False 9 dengan mengistirahatkan striker handal
Madzukic dan justru memainkan gelandang serang Muller terbukti ampuh
mengobrak-abrik City. Dan hasilnya, Etihad seharusnya menjadi warna
biru langit justru berubah menjadi merah, merah bukan karena warna
kebesaran Munich tapi karena merah dari darah yang sia-sia.
Entah
pada pertandingan tadi itu apakah Pellegrini sedang bercanda dan
sengaja mengalah dengan juniornya atau memang kepalang tengik dan
hebat taktik Guradiola dalam menerapkan tiki-taka khas Jerman? “Are
U kidding me Pell???”Say Pep.
2.
Juventus (2) - (2) Galatasaray
Awalnya
saya menduga Juventus akan menang mudah melawan Galatasaray.
Disamping klub asal Turki itu baru beberapa hari ditangani pelatih
baru dan pertandingan sebelumnya dilumat secara bercanda oleh Madrid
6 gol berbalas 1. Tetapi senyata tidak demikian. Juventus yang
bertanding di kampung sendiri dipaksa bekerja extra keras demi
menghilangkan rasa malu dengan berbagi angka. Ahh, Juventus memang
sedang terlihat seperti seorang ibu yang bisanya memasak itu-itu
saja. Perombakan pemain di kubu Juventus cenderung masih
mempertahankan skuad lama yang boleh dikatakan sudah terbaca dan
udzur, sebut saja Pirlo dan Buffon. Conte yang disebut sebagai
pelatih terbaik dengan transformasi skema jadul Italia 3-5-2 malah
kewalahan ketika berlaga di level Eropa, entahlah mungkin Conte perlu
orgasme lagi deh, soalnya pertandingan sebelumnya melawan Kobenhaven
pun gagal menang. Dan lagi, duet harapan Juventini Teves-Llorente
masih jadi kepompong dan entah kapan menjadi kupu-kupu. Justru yang
smepat tersisihkan kembali mencuri perhatian sang entrenador, siapa
lagi kalau bukan Quagliarela. Pemain terkahir ini beberapa
pertandingan terakhir sukses membuat para Juventini sedikit lega
ditengah kemandulan lini depan mereka. Mungkin saran saya bisa
dipakai, perlulah orgasme sekali lagi jangan puas sampai disitu Mas
Conte dan Mbah Pirlo.
Kalau
klub asal Turki ini sepertinya sedang senang dengan ekspektasi awal.
Setelah memecat pelatih lawasnya sebagai penebusan dosa dilumatnya
dari klub Ibu Kota Spanyol tersebut, Galasatasary berhasil menahan
Para Juventini untuk bertahan di Stadium Juventus Arena guna melototi
pertandingan hingga menit ke 90. Didier Drogba sepertinya masih belum
pantas kalau dibilang sudah udzur dan tidak produktif, tapi nyatanya?
Haha, atau jangan-jangan ini semacam “Mancini's effect”.
Manajemen klub asal Turki itu
sepertinya tak salah pilih untuk meminta tanda tangan korban Kerajaan
Syeikh Mansour itu. Tidak ada yang meragukan kualitas pelatih asal
negeri pizza tersebut. Effect dari Mancini setidaknya mampu membuat
langkah Juventus sedikit sulit.
Well,
saya tetap senang dengan hasil
ini meskipun tidak sesuai dugaan. Dengan demikian Madrid rasa-rasanya
bakalan mudah untuk lolos dari fase grup ini. Tapi saya tetap
menunggu pertandingan Madrid vs Juventus, kita lihat, apakah nanti
Conte sudah orgasme atau belum. Haha
3.
Real Madrid (4) – FC Kobenhaven
Aishh..
sebagai Madridista bolehlah sedikit saya meluapkan kegembiaraan ini.
Andapun tentunya akan bertingkah sama ketika team favorit anda meraih
kemenangan dengan fantastis. Jika anda tidak demikian berarti ada
yang salah dengan diri anda dan fikirkan kembali dengan team pilihan
anda.
CR7
sepertinya sudah tidak mau bermain santai dibelakang bayang-bayang
Messi, keindahan olahan bola sepertinya lebih kratif pria asal
Portugal tersebut tetapi Messi dilahirkan di klub yang memang hebat,
dan begitulah hasilnya. Saya malas membahas Messi toh sekarang dia
sedang bermain angry bird di rumah super mewahnya. Luka derby Madrid
seolah sedikit terhapus dan berkembang menjadi senyuman gembira di
wajah-wajah Madridista, seperti saya. Santiago Barnebeu seolah-olah
sedang mendukung seratus persen empunya karena pangeran mereka,
Casillas kembali memimpin klub asal ibu kota tersebut. 4 Gol
diberikan rata antara CR7 dan Di Maria. CR7 memang sudah tak aneh
jika ia memang ahli dalam menjebol jala musuh, tetapi untuk nama yang
terakhir saya sebut sepertinya sangat mencuri perhatian. Bale masih
berurusan dengan keseleonya mungkin, seolah tak ingin kalah meski
harga kalah jauh, winger asal dari negara dimana Diego Maradona lahir
tersebut unjuk diri. Saya percaya Maria adalah salah satu winger top,
umpannya mengirim ke kotak pinalty seolah tak pernah meleset, dalam
urusan mencetak gol pun tak perlu diragukan lagi. Saya bakal menduga
dengan pembelian super mahal dan sia-sia Bale (karena saya Madridista
yang tak setuju dengan pembelian tersebut) Maria akan tersingkir.
Tetapi kebugaran pemain mahal yang sedikit terganggu dimanfaatkan
betul oleh Maria dan hasilnya... Bingooo!!! sepertinya ia memberikan
pilihan sulit untuk Don Carlo. Next, kita
lihat saja apakah CR7-Isco-Bale atau tanpa Bale dan Maria menjadi
pilihan utama. Tetapi saya malas dengan alasan demikian “sudah
dibeli mahal-mahal percuma dong hanya duduk dibangku cadangan” lha
nek mainne gak nyetel mosok yo dipasang? Aku si wegah.
4.
Parist Saint Germain (3) – (0) Benfica
Klub
jelmaan super kaya asal Perancis ini sepertinya belum mengalami jalan
yang sulit di level Eropa. Ibrakadbra sepertinya belum kehabisan
sihir dan mantra untuk menjebol gawang lawan. Berbicara PSG tentu
kita akan bertanya-tanya kemana taji pembelian striker tajam Napoli?
Yapp.. Edinson Cavani, niat awalnya ingin menduetkan Ibra-Cavani
sebagai duo striker maut eropa, tetapi sayangnya keduanya belum
menemukan setelan yang pas dan perasaan belum ketemu mungkin,
entahlah. Keduanya masih nyaman bermain sendiri dan justru ketika
dipasangkan Lavezzi ataupun Pastore secara bergantian. Kita tunggu
saja, bakalan sia-sia atau tepat untuk pembelian mahal Cavani.
5.
Shaktar Donesk (1) – (1) Manchester United
Well..
Well.. lagi-lagi mancunian harus
menarik nafas panjang dan menahan amarah kepada Moyes. Moyes
benar-benar gagal dalam menukangi Man.Utd. Okelah, banyak yang bilang
jangan terlalu menuntut Moyes diawal, ingat Ferguson dulupun di
musim-musim pertamanya tanpa gelar. Helloooo... Fergie demikian
karena ia benar-benar membangun sebuah team, tetapi Moyes? Ia kan
cuma mewarisi team yang sudah jadi dan butuh polesan kreatifitas
sedikit saja pun cukup. Jika saya sebagai mancunian sejati, saya
tidak akan menahan kesabaran saya kepada Moyes, saya akan mencaci dan
mention langsung
pemilik Man Utd untuk segera mengganti. Bercanda saja, masak sekelas
The Red Devil di liga domestik[un harus terseok-seok di papan tengah
dan sering kali mengemis poin. Ahh.. saya terkadang sekarang sedikit
menyesal pernah menjadi mancunian.
Maaf,
saya terlalu emosional mungkin. Wajar saja, dulu saya dan bapak
adalah mancunia sejati. Bahkan adikku ulang tahunpun kadonya adalah
jersey Man Utd bernomor 10. dan “Yapp Good Job dude”for
Welbeck.
Ulasan
ini saya akhiri dengan mengucapkan selamat kepada pemain favorit
saya. Karena kebijakan klub ia mesti harus pindah. Tak apalah
penggantinyapun cukup membuat kami jatuh cinta, Isco. My Adore Mezut
Ozil, juru assist kelas satu saat ini yang mampu membaca pergerakan
CR7 dengan sangat baik. Selamat berhasil membawa Arsenal sampi titik
inipun sudah sangat keren, itu tandanya engkau pemain hebat, semoga
kapan-kapan kita ketemu di Masjidil Haram dan saling tegur sapa.
Komentar