Apresiasi Awal Tahun

Oh, iya ini adalah awal tahun. Selamat meyakini resolusi yang kalian buat. Semoga tak muluk-muluk dan masuk akal tentu saja. Aku juga tidak akan menyindir bahwa betapa brengseknya berharap. Namun apa salahnya apabila berharap, toh ada pepatah -manusia yang berencana, Tuhan yang memutuskan-. Selamat lagi buat kalian yang masih memiliki harapan (setinggi langit yang tak mungkin) segera terkabul.

Pertama, (kenapa bilang pertama? Toh aku tidak yakin ada yang kedua atau ketiga, Niam lanjutkan! Siap) ini hanyalah tulisan serampangan dan alternative (semacam modus eksistensi) dari tulisan panjang yang sayangnya hanya ada dalam imajinasi saja. Let Me Live That Fantasy, lho malah nyanyi Lorde-Royals. Awalnya bakal lahir tulisan yang maha dahsyat muncul di blog pribadi dan rahasiaku ini dengan judul “Cacatnya Akhir Tahun serta Awal Tahun yang Biasa-Biasa Saja”. Seperti diawal aku bilang, hanya sukses dalam imajinasi saja, konsep sudah ada. Isinya? (seharusnya, jika jadi) akan mencemooh sana-sini, mengungkap absurditas fenomena-fenomena di pergantian tahun dan tentu saja tentang pesakitan-pesakitan yang lain serta menamai sampah dua hal yang paling hits yaitu resolusi dan refleksi menyambut pergantian tahun. Tapi tenang saja, merupa bijaksana menjadi salah satu alasan (bohong) gagalnya tulisan tersebut lahir disamping alasan utamanya adalah macetnya ide itu sendiri ketika dibuat. “Kata-kata hanyalah api yang dilukiskan, yang terlihat justru api itu sendiri” Mark Twain, di “A Connecticut Yankee in King Arthur’s Court”, niat hati seperti itu, tapi apalah daya tekat tak sejalan. Mending mlipir.

Dengan gagalnya tulisan maha dahsyat itu, aku sanjung-sanjung demikian toh tak ada bentuk nyatanya, yang tak menerima sanggahan, justru memberikan berkah tersendiri. Anti-kritik. Sejauh ini, perjalanan adalah ibu kandung dari lahirnya sebuah jati diri. Di pergantian tahun ini, bukan bermaksud me-moment-kan (menuhankan) peristiwa, adakalanya (seharusnya sering) kita mengapresiasi orang lain. Tidak melulu tentang diri kita, sudah cukup kita berselfie ria yang menjadi hits di tahun 2014. Apa-apa memang selfi, tahun 2014 mengajari kita untuk egois karena demam yang diangkat pun selfi, jangankan foto, jas hujan pun sudah menjelma dari yang batman ke bentuk selfi. Tentu ini analisis ngawur dan mohon jangan dijadikan landasan teori untuk menerjemahkan tahun 2014. Oh iya, ngawur tidak apa-apa, toh ini tema awalnya saja serampangan dan sebagai cum-alternative.

Berbicara mengapresiasi orang lain dan dalam rangka belajar lebih peka terhadap lingkungan. Apalagi kendala mahasiswa-mahasiswa cum-sarjana kebingungan kembali ke kampung halaman dan memilih menjadi kaum masokis di kota perantauan dengan alibi menjemput takdir bla bla dan bla. Berikut adalah beberapa orang yang akan aku tag dan sasar akun facebooknya, dimana mereka-mereka itu secara intensitas pertemuan atau pengaruhnya sangat keterlaluan meracuni waktu dan pikiran merdekaku (yang sejatinya memang harus ditolong) dengan hal-hal yang (diluar batas) wajar. Anggap saja ini seperti kaledioskop tahun 2014 yang (terpaksa) kita sudah habiskan.

Dan sebagai ex.mahasiswa sejarah (yang semakin tahun minimnya peminat sejalan dengan jurusan filsafat) kaledioskop ini tidak bisa diberuntutkan sesuai waktu yang ada, semisal januari februari dan selanjutnya. Itu akan membosankan, pikirku. Baiklah, aku mengaku sebagai mahasiswa sejarah yang gagal, namun bukankah perkenalan kita tak lekang oleh waktu. Uhuk Kesripatih (meh, mungkin) bubar.

Memang benar, hidup perihal menyiapkan kematian masing-masing. Dan kematian itu sendiri, namun persiapannya tidak cukup sendiri. Melainkan butuh orang lain, setidaknya untuk mengapresiasi yang belum nampak dari kita. Dus, kowe ngomong opo Niam !

Gus @BASITH adalah orang pertama yang saja jumpai di hari pertama tahun kemarin, mungkin. Karena aku pun lupa merayakan pergantian tahun baru atau tidak. Toh akan merayakan dengan siapa? Malam Tahun Baru -sahabat-? Ah, setiap malam pun dilalui demikian. Tetapi menempatkan Gus Basith diurutan pertama bukanlah beban yang berat bagiku dan bagi beliau tentu saja. Karena beliau adalah lambang dari sebuah kesederhanaan itu sendiri. Untung saja kita adalah pasangan normal, bagaimana jika tidak, sudah menahun beliau dengan pacarnya dan tak kunjung putus, eh bukan maksud mendo'akan. Intinya bahwa beliau adalah manusia normal, punya pacar dan suka telanjang kalau sedang mandi. Penekanan beliau normal digunakan untuk mengekang niatku untuk menikah dengannya. Aih, aku sudah hafal dengan perilakunya, setidaknya bapak beliau patut bangga mampu membesarkan pribadi seperti Gus Basith. Bayangpun, menahun kami sekamar, berlomba menyusun skripsi bersama, makan dan minum bersama, hanya mandi saja yang tidak dilakukan bersama. Akan beruntunglah perempuan yang berhasil menjadi isteri beliau kelak. Salam untukmu Gus, yang sedang membangun masyarkatmu. Kita masih punya mimpi-mimpi besar bersama yang pernah kita bahas panjang-lebar di kamar kumuh kita di PUA. Dan maaf untuk segalanya, terlebih ananda tidak bisa hadir di acara wisudamu yang tentunya biasa-biasa saja. Dan segeralah menikah, aku akan datang.
Hai kak @HARIST, masihkah kamu kuliah dengan rajin dan yakin bisa selesai sesuai target? Aku tak tahu betul alasanmu kenapa beberapa semester lalu kamu bermalas-malasan kuliah. Ini memang bukan urusanku, tapi ini anggap saja sebuah kepedulian palsu dariku. Haha. Kita satu tempat penampungan ya, intensitas keparat sering bertemunya kitalah yang membuat aku selalu merasa teduh di sampingmu. Kamu dan Gus Basith adalah beberapa orang yang masih terjaga betul dengan waras kebaikan dan kesederhanannya. Sebereapa sering kita makan endomie dengan atau tanpa nasi? Memasak nasi goreng pun hanya dengan kecap hampir basi dan minyak goreng, nasipun siap disantab. Perut mulas ataupun sakit yang lain? Kami tidak peduli, toh Tuhan selalu menyelamatkan kesehatan kita meskipun bangun pagi pun teramat sulit. Aku selalu merasa aman jika tidak ikut mengaji pagi di pondok, asal melihat kak Haris masih terbujur mati di salah satu sudut kamar. Berarti ada alasan aku tak mengaji, Yes!. Tapi itu hanya hal-hal kecil yang jika disandingkan dengan kemuliaan dirimu tiadalah bandingannya. Oh iya, terimakasih tumpangan gemericik airnya di kala kakak menjadi operator rumah buku di Nologaten. Aku selalu ketagihan berkunjung ke tempatmu itu. Oh iya, bagaimana kabar kekasihmu itu? Semoga sudah ganti, eh, semoga baik-baik saja.

Hay Ka @iud dan Ka @mbeti, oh iya ada Mz bro @thesa. Maaf nama kalian tersasar di catatan aneh ini. Kita dipertemukan di Greenpeace ya, tak menyangka kita benar-benar menjadi sebuah keluarga, meskipun tak pelu repot-repot membuat KUA. Namun, pertemuanku dengan kalian sangatlah luar biasa. Aih, aku sebelumnya tak pernah merasa seluar biasa ini. Tapi tak apalah, sedikit menye dan ekspresif sepertinya bukanlah sebuah cacat. Kadang gegara kenal kalian, aku mendadak cinta lingkungan dan sinis pada kerusakan-kerusakan yang lain. Aku jadi kadang sedikit merasa terganggu ada yang buang sampah sembarangan. Meskipun aku pun tak bisa menghentikan konsumsi plastik dan rokok, tapi setidaknya ada sedikit kesadaran dalam hatiku, meskipun tak sebesar kalian. Pada akhirnya, kalianlah yang memberikan satu hal penting lagi untuk dipikirkan dan diselamatkan. Lingkungan!!! aku juga ketemu orang-orang hebat dan gila sama seperti kalian semacam Kak Yayi dan Kak Tari. Kak Yayi yang sedikit menye dan melankolis, terimakasih untuk bukunya yang super keren, oh iya, Shanum siap punya adik lagi lho. Kak Tari yang selalu jadi bahan tertawaan teman-teman, jangan sakit hati kak, itu tandanya kami sayang kakak, segeralah menikah. Untuk pelukis sesungguhnya yang menjadikan tubuhnya adalah kanvas terbaik, Kak Iud, oh iya, selamat menikah. Kak Beti yang super gila dan berbulu juga, hehe, aku selalu iri dengan semangat dan jiwa juangmu kak, jangan lupa ke salon ya. Dan si vokalis metal-rock gagal, Bro Thesa, itu rambutnya keren abis, aku dulu juga ada niat gondrong, tapi sepertinya itu tidak mungkin, jangan lupa dikibasin ya bro. Dan bro @ANGGUNG , boleh dong aku dibacain tarotnya. Selamat kalian adalah orang-orang waras yang dianggap gila karena dunia ini sedang sakit.

Ide ke Pare? Atau usul siapa? Aku benar-benar tidak mengingatnya. Itu seperti sebuah kegelisahan. Ya, kegelisahan yang belum pernah terjadi. Mengumpulkan beberapa rupiah kemudian memutuskan untuk di Pare selama setengah tahun adalah pilihan bunuh diri sebenarnya. Saat itu aku berniat menjual leptopku karena ditengah perjalanan tabunganku terkuras habis. Bunuh diri memang, namun Tuhan selalu bisa menunjukkan jalannya. Bertemulah aku dengan orang-orang hebat.

Hay Mr @ADIN, Mr adalah orang pertama yang dengan sabarnya menjelaskan bagaimana memilah antara masa sekarang, masa lalu dan masa depan dalam bentuk lain, merupa Simple Present, Past and Future. Total 16 tenses aku pahami benar, motivasiku saat itu sangat jelas, bisa berbahasa Inggris dengan baik dan benar. Mungkin setelah membaca ini, Mr. Adin bisa dibuka kembali catatan akhir dari Everton kelas yang sudah dijilidkan. Isinya sebagian masih menggangguku Mr. Ketika aku pamit pulang, Mr Adin memberikan secarik kertas yang isinya sangat keren, aku baca ketika menjelang subuh dan aku kembali mendapatkan sebuah kepercayaan. Terimakasih Mr. Adin, seharusnya untuk bagian ini aku tuliskan dengan bahasa Inggris, namun agar terlihat selaras, bahasa Indonesia pun tidak ada masalah. Jangan anggap ini sebuah alasan ya Mr, hehe. Oh iya Mr, sampaiakan salamku kepada Mom Nunung, aku tak enak hati bertemu beliau sebelum urung janjiku terpenuhi.

Dan Mom @Yuni, sehat dan masih selalu bersemangatkan pastinya kan? Mungkin tak terhitung kebersamaan kita di Pare ya Mom? Entah berapa ratus malam yang kita habiskan bersama dengan tertawa cekikikan sampai perut sakit dan akhirnya kelaparan adalah jalan lain yang menjadikan Mom Yuni harus membuka dompetnya, hehe, semoga amal baik Mom Yuni selalu menjadikan kepastian berkah Tuhan kepadamu Mom. Menghabiskan malam hampir pagi, ngopi dan disertai belajar adalah cara ampuh untuk kami yang memang sedang haus-hausnya ilmu. Meskipun keesokan harinya membolos di kelasa Mr. Ibnu atau telat di kelasnya Mom Atun. Ah, semua itu keren dan terlampau indah Mom, jujur aku kehabisan kata-kata untuk menggambarkan apa yang sudah pernah kita habiskan waktu bersama. Saat ini mungkin kita jarang berkomunikasi seperti dulu, tapi aku selalu merasa ikut bahagia apabila melihat akun facebook dan BBM Mom yang menyiratkan kebahagiaan dan semangat selalu. Engkau adalah lambang dari segala kebahagiaan dan semangat dalam bentuk lain. Sampaikan salam hangat penuh kasihku kepada Bapak, Mr. Kalend sekeluarga dan tentunya teacher-teacher yang lainnya. Always loving you.

Nah, jika membahas Pare, Everton tak bisa dinistakan. Hay Kak @Aam, sudahkah kau siram lukamu dari Abang Amar, haha, itu tentu saja bukan awal perbincangan yang menarik ya Kak. Yah, awalnya sih kenal Kakak kelihatannya serem, habisnya gampang sekali ngambek. Tapi aku mengerti kemudian, bahwa ngambek kakak adalah bukti cinta kakak pada kami, meskipun yang mendapat cinta nyata hanya abangku yang dari Pontianak itu. Niam sudah jangan bahas itu lagi! Siap kak. Bagaimana kabarmu sekarang di Jakarta kak? Kapan nikah? Hehe. Jika Air Asia sudah aman, aku pastikan datang ke pesta pernikahanmu, doakan saja saat itu ada uang lebih untuk beli tiketnya, amin. Sesekali datanglah ke Jogja, berikan aku kesempatan untuk mentraktirmu. Sontak selama di Pare Kak Aam sudah memberikan beberapa kejutan-kejuatan yang tak terduga, Ya, jajannya makasih banget. Dan untuk berkelana ke rumah @Erick itu anggaplah sebuah perjalan maha agung yang pernah kita lakukan bersama. Untuk Erik, kamu tidak cocok memakai softline dan rambutmu tidak perlulah diberi warna. Hehe, itu saranku saja sih. Tanpa itu kamu sudah kelihatan macho kok. Ayo kapan Everton kumpul lagi? Aduh, kalian semua keren sih. Maaf ya, aku cuma nge-tag Kak Aam dan Madam Erika. Alasannya simpel sih, karena Kak Aam adalah ketua suku dan Madam Erika? Ya kebetulan saja terlintas dipikiranku, mubadzir orang seunik itu tidak dilahirkan. Mudrik, Diro, Hendra, Arik, Aya, Kopet @syakdiyah yang juga sering sekali menyelamatkan cacing di perutku. @CHUSNUL dan kalian semua Everton Class, jika kalian sedang memimpikan diriku, kirim pesan padaku. Ke Jogjlah aku siap menjadi pemandu perjalanan kalian.

Wah, Deutschland Class. Aku colek dulu saja perempuan yang sudah punya pacar itu @Erny. Wkwkw, eits untuk mas pacarnya santai yak. Aku mah apaan? Hanya remukan gorengan yang tak termakan. Erny, makasih banyak ya untuk bantuannya menyelesaikan tugas-tugas di kelas. Tanpamu? Aku akan kelimpungan mengurusi uang yang banyak itu. Syukurlah ada kamu. Hehe. Ada sahabat-sahabat gila macam @Rahman dan @Hari yang punya keunikan masing-masing. Kalian patut aku berikan penghargaan sebagai orang yang berdedikasi tinggi kepada hal yang kalian sukai. Kata-kataku tak cukup menyerempet satu-persatu kalian, maafkan aku karena aku bukan superman dan suka merem kalau sedang tidur. Hayuk, aku belum kesampaian nraktir kalian semua di MakRom.

Dan The Man of this Year is My Fucking friend, Gembel. Sebut saja dia dalam nama di KTP nya adalah @AGUSARIF. Aku malas sekali jika menuliskan tentang pengalaman kita bersama, kau tahu itu Well. Silahkan kau ingat-ingat sendiri saja, karena memoriku terlampau penuh tentang kebersamaan brengsek kita. Mungkin dari semua nama-nama yang ada di sini, engkaulah yang paling lama mengenalku. Tak cukup hanya mengenal, pun tidur bareng kita sering lakukan, apalagi lapar, itu hanya hal basi yang kita lalui dengan biasa-biasa saja. Oh iya akhirnya, selamatlah masa depanmu, kau punya pacar. Haha. Setelah selama ini menanti hal yang tidak pasti, kau sudah belingsatan dengan hanya dijawab dengan alibi bapaknya yang diminta menjawab. Haha. Itu salah satu lelucon terbesar di antara kita. Aku tak perlu menasehatimu, justru aku khawatir dengan pacarmu. Ah aku tag saja dia @RATNANING. Ratna, kamu harus kuat ya, kamu tahu kan, pernikahan bukanlah persoalan mudah. Mungkin biaya itu bukan permasalahan utama, namun cinta memang terlalu sederhana untuk dimengerti. Semoga kamu tak kunjung sadar ya, agar tetap menemani sahabat yang satu itu. Nikmatilah masa jayamu Well, ingat! Dunia di luar sekejam daun kelor. Kurang keparat apa coba kebersamaan kita, ha? Ke Pare pun bersama. Anjrit. Tapi hanya satu yang tidak bersama, kenapa pacarmu bukan pacar bersama. Asu!

Bagiamana kak @ahmadi ? Kosmu ada penghuninya tidak? Aih, jangan sampai bosan ya. Aku bak lumut tak berguna yang selalu menempel di tembok kos yang tak ada kulkasnya itu. Jancuk! Kos ono kulkas e? Tapi kesemua itu menambah kadar cintaku padamu kak. Kentut bau kita yang saling serap dan pantat yang saling berhadap menjadi semacam upacara wajib hari senin yang mesti kita lakukan setiap paginya. Salam buat kak @ghoni ya, sampaikan maafku. Karena kehadiranku merusak hubungan cinta kalian berdua. Aku kadang jadi serba salah, lama-lama aku juga cinta sama kak Ghoni, lho!!! bahas apa ini. Setidaknya kosmu itu pernah menampung, sering malah tubuh hina ini yang luntang-lantung dengan alibi menjemput takdir di Jogja ini. Hay, bagaimana bisnis investasimu? Sudah siap untuk nyicil umroh? Eh, ada yang lebih penting. Kapan kaka menyelesaikan skripsinya agar kita bsia segera menikah. Cuk, nggilani.

Hey mas @basori ? Aku sebulan lebih membusuk di kosmu. Sampai-sampai pak kosmu jengah dan setengah mengusir. Namun bukan Basori yang kukenal jika gentar. Gaya pikon dan cuek adalah ajaranmu yang aku terapkan benar dalam hidup. Basori dengan gayanya, mampu tidak memperdulikan norma-norma yang ada di masyarakat. Am, koen ngomong opo cuk! Wedhus! Aku kenal koen sejak semester pertama, aku ingat betul ketika kosmu yang lebih mirip penampungan sapi di belakang Saphire itu sering aku singgahi buat micek. Dan sekarang, 5 tahun kemudian, aku masih melakukan hal yang sama. Mesakke men awak dewe iki. Kualitas pertemanan kita sepertinya benar-benar sudah teruji. Dari urusan perut, akademik hingga perasaan. Haha, sempat kita jadi seperti sepasang kekasih yang saling memergoki selingkuh, sehingga untuk menyapa saja enggan. Tapi sudah kukatakan, teruji tak lekang oleh waktu. Ora mempan, iku bohosomu. Suwun cak, gegara Basori aku semakin handal untuk memalak orang, memang butuh keahlian untuk bisa makan gratis. Dan Basori adalah paket lengkap untuk belajar tentang hal itu. Tapi ada satu hal yang jangan sekali-kali kalian belajar pada Basori. Itu cinta. Suwun cak, pamit rumiyin nggih. Ojo lali tetep edan. Pada sesi ini, dengan gaya pikun neg-tag @Khotim. ha

Ketika aku mendegar tentang Aceh dan Medan, ingatanku langsung menuju padamu @nasrudin. Dulu waktu awal-awal kuliah, Nas begitu pendiam. Kadang aku sempat berfikir, tak mungkin orang Aceh-Medan itu pendiam. Dugaanku benar, Si Nas selain jago futsal dia juga pandai sekali bernarasi. Aku selalu tertarik untuk mendengarkan penjelasan-penjelasannya dengan sangat antusias. Nas, jauh-jauh dari Aceh tentu saja kualitas perjalanannya sudah sangat teruji. Dia mendadak bisa menjelma kompas untuk menentukan jalan mana yang harus kau ambil ketika touring. Berkelana, adalah hobi bersama kami. Tak peduli nanti makan apa, yang penting uang cukup untuk bensin kita berangkat. Tempat-tempat eksotis di pelosok Jogja dan Jawa kita jelajahi hampir tak pernah habis. Warung kopi menjadi tempat perjumpaan kita paling romantis untuk menentukan kemana kita kan menjejakkan kaki di tanah asing. Yah, suatu saat aku akan berkelana sampai kampung halamanmu, dan segera kau mainlah ke rumahku Nas. Bertahan di Jogja adalah sebuah pilihan Nas, jangan khawatir kau masih punya kita. Dan bagaimana nasib bisnis investasi kita? Lanjutkan atau tidak? Segera aku ingin nyicil rumah.

Hay penulis, kapan novelmu akan terbit Gus @azis ? Aku masih ingat betul. Ketika Pean menyodorkan fotocopian tebal anak idemu Gus. Di Mato tepatnya, tepat semalam sebelum aku memutuskan untuk pergi ke Pare dalam beberapa bulan. Saat itu aku benar-benar menaruh yakin padamu, kelak pean Gus akan menjadi penulis yang besar. Sebesar kebaikan dan kesederhanaanmu. Pean juga harus tahu Gus, betapa bangganya diriku ketika beberapa tulisanmu tentang Mulla Sadra dkk itu terbit. Setiap orang kutemui yang kebetulan aku bercerita tentang kepenulisan, Pean selalu menajdi salah satu contoh agungku. Yah, aku takkan iri padamu, aku akan selalu merasa bangga itu lebih dari cukup. Beasiswa S2 memang menjadi mimpi kebanyakan dari kita, tapi Pean memilih jalan lain itu dengan jarang berangkat kelas. Aih, memangnya mereka tahu apa tentang apa yang ada dalam pikiranmu. Tapi yang pasti pean seorang yang tekun. Aku kadang bertanya-tanya, kenapa bisa seorang dirimu mengalami kegagalan cinta juga? Haha, aku sempat kaget dan sok ketika pada suatu malam kita bercerita tentang bagaimana memupuk harapan dan menyigi luka. Tentang cinta yang tak sesuai dengan cita-cita. Ah, sudahlah. Setidaknya aku sebagai salah satu orang Jepara yang tidak mengecewakanmu. Lalu, bagaimana nasib Universitas Kartini yang akan Pean dirikan? Dan setiap menumpang di tempatmu barang semalam, aku setidaknya berhasil membuat satu tulisan untuk mengisi blogku yang sepi seperti rumah hantu. Suwun Gus, salam kagem bapak ibumu.

Nah, siapa sih yang tidak termehek-mehek dengan karismamu Kak @rifky ? Seandainya aku normal dan aku perempuan, tiada keraguan suatu apapun untuk menjadi cintamu. Tapi lagi-lagi ini soal cinta adalah nasib masing-masing. Mencintai adalah hak semua orang, namun mencintai pacar orang? Apakah itu masih menjadi sebuah hak? Sudahlah, kau tentu tak jenak aku membahas tentang ini. Dan selamat, pergi ke luar negri adalah keinginan lain dari setiap orang. Dan di tahun itu kaka sudah melakukannya. Jingan ! Aku pengin tenan. Yah, mau gimana lagi, semoga setahun ini aku bisa melakukan hal yang sudah kau lakukan. Jangan sungkan-sungkan untuk menolong dan meminta pertolonganku, karena kadar pertemanan kita kepalang brengseknya. Tapi pada kesempatan ini, yang insya allah akan dibaca jutaan orang, semoga!!!, aku akan mempromosikan kaka. Agar kedepannya semua orang yang tahu bahwa kaka adalah nama lain dari kesempurnaan. Yah, untuk resolusi tahun ini apa kak? Jangan lagi masalah pasangan kau permasalahkan, entah NU entah Muhammadiya. Karena ada yang lebih penting dari itu, yaitu yang penting pacar. haha

Bang @shomad, berapa umurmu? Ups, aku sangat tidak sopan menanyakan hal itu. Tapi bang, wajahmu menyiratkan keteduhan khas Jogjakarta. Aku menunggu bang Shomad dengan murkanya marah-marah padaku. Aku ejek sampai elek pun, memang dasarnya aku kurang sopan dengan orangtua satu ini, bang Shomad hanya menanggapinya dengan senyuman dan ketawa yang khas. Dan sepertinya, lelaki yang bisa menjahit itu keren bang. Jadi banggalah, karena banyak sekali perempuan cantik tak bisa menjahit apalagi memasak. Dih, begitu kok ingin masuk surga, mending masuk ke hati Bang Shomad. Rencana menikah kapan bang? Aku selalu menunggu-nunggu hal itu. Dalam setiap sujudku, terkadang, aku mendoakan untuk sahabat-sahabatku agar cita dan cinta segara terwujud. Tak terkecuali bang Shomad. Keteduhanmu adalah kunci bang. Jika kau yakin menjadi warga Gunugkidul, lakukan sajalah. Nembung wae kok repot. Toh apapun hasilnya, tidak akan merubah keadaan kan? Diterima syukur alhamdulillah, ditolak? Berarti tidak merubah apapun tetap saja jomblo. Haha. Terimakasih bang, atas semua keteduhanmu, kau bak pohon besar nan rindang sedangkan aku adalah sepasang kekasih yang numpang ngiup di bawahnya. hehe

Gus @masud, ijinkan diri ini menganggap ibu Gus Mas'ud sudah seperti ibuku sendiri. Entahlah, itu seperti semacam magnet yang menyebabkan seringnya aku datang ke rumahmu, selain faktor lapar dan basa-basi lainnya. Hehe. Tapi entahlah, aku seperti semacam mempunya rasa sayang yang tak perlu ditunjukkan kepada kedua orangtuamu gus. Dan untuk buku-bukuku yang memenuhi kamarmu, sabar ya gus, suatu saat akan ku ambl, jika sempat. Hehe. Bagaimana dengan ngaji filsafatnya gus? Perlahan aku menjadi siswa yang malas-malasan untuk berangkat dengan alasan aku buat-buat sendiri. Tapi jujur, aku selalu suka ketika Gus Masud menjelaskan kembali apa yang didapat ketika ngaji filsafat. Teruslah seperti itu gus, jangan gentar. Kau orang yang berani mengambil resiko. Setelah memutuskan untuk belajar sejarah, sekarang ditambah dengan filsafat. Kau tahu kan Gus? Peminat sejarah dan filsafat semakin hari semakin minim. Dan Gus, kapan menikah? Meskipun ketika Gus Mas'ud sudah menikah itu sedikit merugikanku, karena tidak bisa semena-mena main ke rumah. Tapi aku relakan semua itu untuk kebahagiannmu gus. Amin.

Dan masih ada banyak lagi tokoh yang berarti dalam hidupku yang tak (sempat) mungkin aku tuliskan satu persatu. Ini adalah cacatan uwuh, senajan uwuh ning aja dadi musuh (meskipun sampah, jangan dijadikan musuh). Demikian cacatan heroik yang sangat tidak penting dariku. Tulisan ini ngawur dalam rangka merangkai sebuah keabadian, bukankah menulis adalah nama lain dari keabadian. Dan mohon maaf, seharusnya ini terbit tepat dipergantian tahun baru, dikarenakan Pak Jokowi terlampau sibuk dan ketika tidur mataku selalu tertutup menyebabkan tertundanya tulisan ini terbit. Dus!

untuk melihat orang-orang itu bisa dilihat di https://www.facebook.com/notes/shidqi-niam/apresiasi-yang-mungkin-tidak-penting/817326108306196 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buku, Pesta dan Cinta : mengenang kembali Soe Hok Gie

Syakal dan I'jam

Sejarah Fatayat NU "Cabang Jepara"