Semacam Ode Untukmu Pik



Mungkin ini menjadi kado teraneh yang kau dapatkan ditengah-tengah hiruk-pikuk euforia pesta pernikahanmu. Dimana kau sedang menelanjangi satu-persatu bungkusan kado rapat yang membuatmu beringas dan penasaran apa isinya. Dalam tiap kado kau akan bertanya-tanya isinya apa, ucapan-ucapan aneh apa yang akan kau dapat dari karibmu, atau justru malah ucapan-ucapan yang gampang ditebak dan diterka. Tak lain hanya ucapan selamat dan doa untuk pernikahanmu. Tapi apa yang lebih penting dari sebuah do'a. Do'a adalah segalanya untuk menghadapi kehidupan yang amat remeh dan kadang melelahkan ini. Namun jangan khawatir, izinkan aku mengoceh beberapa hal dulu dan akan kututup dengan sebuah do'a yang tak panjang mungkin. Tulus lebih penting.

Oke, aku sedang menyapa seseorang yang akan menjalani biduk kehidupan sebagai seorang perempuan bersuami, Lutfiyah Azizah. Mungkin mulai sekarang aku akan memanggilmu Upik. Meskipun aku sebenarnya tidak begitu sepakat dengan memberimu panggilan “upik” seperti yang dilakukan teman-teman di jurusan. Bagaimana bisa, penggalan apik dari Lutfiyah Azizah yang artinya begitu indah hanya dipanggil “upik”. Tapi tak apalah, aku ikut saja menyapa demikian biar kelihatan kita akrab dalam berteman. Meskipun kau dan aku lupa kapan jelasnya kita ketemu, kemudian kenal dan berteman. Meski tak akrab. Aneh memang, kita merasa tidak akrab, tidak dekat dan belum pernah sama sekali terlibat sebuah hubungan “perasaan” yang mungkin membingungkan tetapi aku menulis ini. Tak apalah. Aku lakukan ini karena kau akan menikah dan menjadi juaranya di genk Semrawut. Perlu sekiranya aku ungkapkan beberapa hal remeh temeh yang ada dalam pikiranku. Selain itu juga tak ada alasan untuk cemburu dari calon suamimu (aku sebut calon, karena ketika menulis ini kau belum menikah, hehe).

Pik, seorang sarjana dari kota Temanggung yang rumahnya pernah aku dan segerombol kafilah kelaparan menjarah apa-apa yang sudah dimasakkan oleh ibundamu tercinta. Maaf ya Pik, ketika Semrawut touring ke rumah, kami begitu beringas dan cenderung geragas untuk menghabiskan lele dkk, kalau tidak salah ingat. Jujur saja, aku dan lelaki Semrawut lainnya masih berniat ingin menggoda adik perempuanmu yang tak kalah cantik darimu. Malah saat itu, kalau tak salah ingat ada yang menyatakan kesanggupannya menjadi adik iparmu dan siap hidup di daerahmu yang bisa dikatakan dingin namun sejuk, hehe. Oia, bagaimana kabar adikmu itu? Siapa namanya? Aku lupa. Semoga ketika pesta pernikahanmu aku bisa kembali untuk kedua kalinya ke rumahmu, tapi tenang saja, bukan untuk menggoda adikmu, tapi untuk makan sepuasnya dan tentu saja mendo'akanmu langsung. Yang jelas, itu hanya sebingkai fragmen kenangan kecil ketika kami membobol rumahmu namun disambut kedua orangtuamu yang teramat baik itu. Salam takdzim untuk bapak-ibu Pik. Semoga kita tak saling melupakan untuk perjalanan kala itu, “Semrawut Tour d'Temanggung”.

Pik, sesekali merawat kenangan tidaklah salah. Tentu kau takkan lupa ketika duet seminar proposal bersama Rifky (dan teman kita itu sedang mengadu kemungkinan di ibu kota), dan kala itu aku tidak sempat hadir. Maaf. Tidak penting aku hadir atau tidak karena tidak ada dampak signifikan juga untuk penelitianmu itu. Tapi yang jelas, teman-teman kita banyak yang tercengang dan sedikit tak mengira Pik, dapat dikatakan kau seminar dalam waktu yang terlebih dahulu dibanding yang lain. Aku tak mengira juga, kala itu banyak yang sedikit meragukanmu Pik. Bukan meragukan kemampuan intelektualmu, tetapi meragukan dirimu sebagai Upik, meragukan kedirianmu sebagai seorang perempuan yang dianggap “biasa saja”. Maklum saja Pik, banyak yang memprediksikan kau tak secepat itu. Tetapi aku selalu meyakini bahwa kau perempuan yang luar biasa. Aku salut untuk hal itu. Terlebih Calon Suamimu, tentu baginya kau perempuan yang “paling” luar biasa. Luar biasa dalam banyak hal. Tentu kau faham apa yang dimaksud “meragukan” tadi. Meragukan karena mereka mengira, kau hanya seorang mahasiswi yang kemana-mana bersama pacar tercinta dan kurang belajar. Memang banyak yang berfikir negatif, banyak yang berfikir kerjaanmu hanya pacaran saja, tapi kau sudah membuktikan itu salah. Kau sudah membuktikan kepada kami Pik. Bahwa kau memang hebat dan luar biasa. Lulus dengan segera lalu menikah dan berhak mendapat trophy Peringkat 1 di semrawut mendahului kami. Kau sesungguhnya tak perlu membuktikan diri pada kami, yang terpenting kau sudah membuktikan pada dirimu sendiri kalau pilihanmu tidaklah salah. Kau hebat Pik, selamat menikah.

Pik, siapa nama pacarmu dan bakal menjadi mantan ya? Shodiq ya?. Aku tak begitu mengenal akrab dengannya. Tapi dia begitu akrab dengan teman-teman kita yang lain. Berarti ia adalah lelaki yang baik. Dan ternyata benar, ia adalah lelaki yang pemberani. Kenapa aku katakan pemberani. Bagiku dan sebagian lelaki yang lain. Memutuskan untuk menikah, padahal jeda menjadi sarjana belum genap satu tahun merupakan sebuah keberanian yang besar. Meskipun ada teman kita yang sudah menikah sebelum lulus itu beda urusan. Bagi kami terutama diriku, menikah secepat itu adalah harapan yang utopis, hanya angan. Jujur saja, akupun masih ketakutan apabila tiba-tiba ada seorang perempuan mengajak menikah dalam waktu dekat. Ketakutan itu tak jauh-jauh dari keyakinan hati dan persiapan. Bisa disimpulkan, lelakimu ini Pik, adalah lelaki pemberani yang sudah siap meneguhkan hati, hidup untuk bersamamu. Selain itu, aku yakin lelakimu adalah seorang yang punya kesiapan dan persiapan jangka panjang, tidak hanya akan mencintaimu setiap harinya, tetapi akan menyejahterkanmu dan anak-anakmu hingga nanti maut yang memisahkan. Dan tentu saja kita semua tahu, sekedar pesta pernikahan, kebutuhan sehari-hari bukanlah sesuatu yang murah, butuh beberapa lembar uang kan. Sekali lagi, aku salut Pik. Kau begitu cepat ditakdirkan Tuhan menemukan lelaki yang cocok. Dan Jodohmu memang dia. Selamat Mas Shodiq. Kami tak perlu berpesan untuk meminta Mas Shodiq selalu menjaga Upik. Tapi aku percaya, Mas Shodiq adalah lelaki yang setia, bertanggung jawab dan tentunya romantis. Kapan-kapan ceritakan pada kami, hal-hal termanis yang kalian lakukan. Mungkin bisa dimulai bercerita bagaimana Mas Shodiq mengajak nikah Upik atau betapa cemas dan deg-degan bahagia ketika melamar. Kami turut bahagia.

Aku berpesan secara pribadi, setelah menikah sampai berpuluh-puluh tahun kemudian. Menjaga keromantisan merupakan sebuah keharusan. Tak dapat dipungkiri, kebosanan bukanlah hal yang tidak mungkin. Tapi aku percaya, kalian berdua punya cara untuk mengatasi kejenuhan dan kebosanan itu. Iya sih, menikah bukanlah perkara seks. Mari kita sepakati bersama, pernikahan memang seharusnya bukanlah menjadi legalisasi seks semata, karena tanpa pernikahan sekalipun seks tetaplah seks. Tapi, mungkin ini hanya kekhawatiranku saja. Menikah janganlah menjadikan perempuan“ketergantungan” dengan lelaki. Banyak sekali perempuan menjadi tak berdaya dan seolah-olah pasrah, dunianya berakhir setelah menikah. Kehidupannya selesai, hanya lelah di kasur, sibuk di dapur dan sering di sumur. Aku yakin kalian bukanlah pasangan seperti itu. Cobalah atau mungkin sudah pernah membaca “Pengakuan Kedelapan: Sebab Nikah adalah Ide Teraneh yang Pernah Kutahu”Karya Muhidin M. Dahlan dari “Tuhan, izinkan aku menjadi pelacur”dalam tulisan tersebut ada sangkaan-sangkaan berbeda dari biasanya, mungkin dengan membacanya Pik, kau bisa mensikapi dengan caramu sendiri. Aku yakin kalian tidak demikian.

Seks bercinta. Tapi apa salahnya melakukan fantasy bercinta guna mengatasi kebosanan. Tak harus di kasur, mungkin bisa sesekali dilakukan di dapur ataupun kamar mandi. Dan setiap pagi, Upik akan selalu mengucapkan selamat pagi sembari membawakan the hangat dan membangunkan Mas Shodiq dengan kecupan manis mengajak jama'ah sholat subuh. Kemudian sebelum berangkat kerja, berciuman menjadi sebuah keharusan bahkan bercinta. Dan masih banyak lagi, itu hanya usulan kecilku (bagian dari fantasiku sendiri sebenarnya,haha). Kalian tentu akan lebih mengeksplorasi lagi. Dan berapa rencana memiliki anak? Kalau boleh usul, mungkin harus lebih dari 3. karena apa? Karena aku yakin keturunan dari kalian merupakan anak-anak yang sholeh, rajin, cerdas dan tentunya cantik serta tampan seperti kedua orangtuanya.

Pik, meskipun kau menjadi seorang isteri. Aku yakin, menjadi seorang isteri bukan mensoal pembagian tugas dan kerja dalam rumah. Suami bekerja dan kau bersih-bersih rumah. Bukan itu yang aku maksud. Aku berharap kau juga punya visi kehidupan yang jelas. Jika cita-citamu menjadi ibu rumah tangga, jadilah ibu rumah tangga yang hebat. Ibu rumah tangga hebat adalah menjadi isteri terbaik untuk suami terhebat, menjadi ibu dari anak-anak yang menginspirasi. Ibu yang mampu memberikan warna keteduhan di lingkungan sekitar. Menjadi ibu yang tangguh, yang siap memberikan rasa aman ketika suami pulang dari sebuah pekerjaan yang melelahkan, selalu menjadi tempat kembali yang teduh bagi anak-anakmu yang sedang mencoba mengakrabi dunia. Jadilah ibu yang hebat Pik, dan kami akan selalu bangga padamu.

Dan terakhir adalah do'a Pik. Aku tidak akan berbusa-busa menuliskan sederet permohonan kepada Tuhan untukmu Pik. Cukuplah aku dan teman-teman mengamini segala titah cita-cita luhurmu dalam mengarungi biduk kehidupan dan rumah tangga Pik. Kau tau Pik, hidup terkadang kepalang brengsek, kita sering dipermainkan pada sebuah harapan, harapan yang usang. Namun aku tidak ingin kau berfikiran demikian Pik. Segala do'a dan harapanmu akan selalu aku amini Pik, dan semoga apa yang terhebat, terbaik, untukmu, suamimu, anak-anakmu (kelak panggil om ya,hehe) rumahtanggamu dan seluruh kehidupanmu. Jadilah keluarga yang penuh kemurahan hati sebagaimana Nabi Ibrahim. Apabila ada cobaan sebesar apapun dalam hidup, sabarlah seperti apa yang ada dalam diri Nabi Ya'kub. Menjadi sederhana bukanlah hal yang memalukan, itu yang selalu diterapkan di kehidupan Nabi Musa. Dan tentunya kerendahan hati selalu diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Bukankah sebaik-baik teladan adalah kekasih Allah, yaitu para nabi. Dan aku selalu percaya kau Pik, kau bisa menjadi demikian. Amin.

Oh iya, meskipun kau sudah memasuki dunia yang baru, tetapi sisipkan dan sisakan sedikit memori tentang kami selalu di hatimu, Salam Semrawut. ;)

Ini pertama kalinya kita touring Semrawut Pik, bukan touring, lebih tepatnya merampok. Tapi kita percaya, teman-teman yang sudah kita satroni merupakan jiwa-jiwa yang ikhlas dan selalu memancarkan kebahagiaan di sela-sela silaturahim. Termasuk kamu Pik.

Dan ini adalah perempuan-perempuan pertama pendamping lelaki satria Semrawut untuk memulai perjalanan panjang. Terimakasih perempuan. Berawal dari Gunungkidul kita menjelajah sampai mana-mana, tak terkecuali Temanggung. Rumahmu Pik.

Pik, ketika touring makan adalah suatu kewajiban. Tapi aku tak mengerti apa yang membuat ekspresimu demikian. Apakah kau sedang mencari krupuk di bawah tumpukan kehampaan. Lihatlah, Ilham sudah mengantri dan menunggu usai pencarianmu. Aku mengira krupuknya memang habis. Sudahlah.
Nah, lagi-lagi aku sulit mengartikan ekspresimu Pik. Sepertinya wajahmu kurang begitu bisa janjian pada timing yang pas dengan jepretan kamera. Dan hasilnya... haha, sepertinya kau cocok menjadi orang china (eh, maaf bukan bermaksud rasis.hehe)

meskipun beberapa kali jepretan kamera tidak pas. Berbeda dengan ini. Tiap raut wajahmu memancarkan keteduhan. Sebuah kedamaian yang akan selalu menghiasi biduk rumahtanggamu Pik. Selamat sekali lagi Mas Shodiq, anda tak salah pilih. Selamat menikah Pik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buku, Pesta dan Cinta : mengenang kembali Soe Hok Gie

Syakal dan I'jam

Sejarah Fatayat NU "Cabang Jepara"