Android Untuk Bapak | Catatan
Setengah tahun sudah saya membelikan gawai android untuk ibuk. Sebenarnya sudah lama ibuk mengkode ankanya agar punya gawai android. Alasannya sepele belakang, ingin menggunakan aplikasi nara hubung terlaris saat ini, whatssapp. Ibuk bukannya tidak bisa membeli sendiri, jelas itu asumsi ngawur. Ibuk bilang ke saya hanya ingin didampingi saja dalam penggunaan awalnya. Dan saya tipikal orang yang sedikit jeli menyoal barnag elektronik. Jadi ibuk tidak mau gegabah sembarang beli. Padahal paman saya, adik kandung ibuk adalah pemilik 3 warung pulsa. Sahih betul jika menuruti saran paman. Tapi ibuk keukeuh bilang "Karo Iam wae" (sama Iam saja).
Saya menunda ibuk untuk punya gawai android sebenarnya tidak lain karena khawatir. Khawatir termakan berita hoax dan mengetahui prilaku busuk saya melalui status-status di media sosial yang tak jarang memaki dan mengumpat. Setelah beberapa bulan ibuk memakai gawai pintar itu, kekhawatiran saya terbukti. Banyak berita hoax dikirim ke saya untuk konfirmasi dan kadang juga untuk mneginformasikan. Saya paling tidak bisa menerima berita hoax, jadinya langsung saya bilang ke ibunda tercinta.
kekahwatiran kedua tidak terbukti, karena ibuk terlalu malas untuk memiliki akun semacam facebook, instagram ataupun sejenisnya. Aman bagi saya tentu saja. Namun adik-adik saya ternyata sudah menggunakan semua. Alhasil, beberapa kali status saya discreenshoot dan dikirimkan ke ibuk. Namun ibuk tidak pernah konfirmasi atau lainnya. Ibuk terlalu percaya dan yakin dengan anak lanangnya ini. Cium jauh untuk ibuk.
Setelah ada gawai pintar di rumah, dan adik saya sudah kembali ke pesantren. Ibuk dan bapak sibuk membaca pesan di whatsapp. Bapak tentu saja menebeng di nomor ibuk guna tergabung di grub keluarga alumni beliau. Jadi penggunaannya tentu saja gantian. Selain itu juga, hasrat dangdut bapak tersalurkan, dangdut khusus Evie Tamala dan Rhoma Irama. Jadi gawai pintar itu hanya digunakan untuk whatsapp dan youtube.
Dan beberapa akhir ini bapak juga mengutarakan hal yang sama, yaitu ingin mempunyai gawai sendiri. Sebagai anak lanang pertama, tentu tidak baik menunda permintaan orang tua. Namun saat ini keuangan saya sedang peyok. Banyak sekali pengeluaran tidak penting dan tidak terduga. Bapak. tunggu sekira satu-dua bulan lagi ya, saya ganti sekalian gawai ibuk, yang dipakai ibuk kasihkan ke adik saja.
Dan untuk calon mantu, sabar ya.
Komentar