Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2014

Cerpen - Tanah Kami

Ini tanah kami, yang menghidupi kami selama ini. Diambil secara paksa meski menukar tetap saja seperti sebuah kejahatan bagi kami. Ingat, nenek moyang kami bukanlah seorang pelaut seperti lagu tempo dulu, tapi seorang petani. Negara ini, pun kepualauan, bagi kami bukanlah negara maritim tapi agraris. Jangan ambil tanah kami lagi. *** Kurang lebih memakan waktu tiga jam perjalanan dari pusat Kota Yogya menuju ke barat, menyusuri sepanjang pesisir pantai selatan. Menggunakan bis yang lebih cocok dipamerkan di museum daripada harus mengangkut orang-orang. Sekejap setelah menikmati jalanan yang mulus dan lebar, Jalan Daendeles seperti proyek yang dengan sengajanya tak diselesaikan. Menahun melewati jalan itu, yang dari pusat kota begitu mulus ketika mendekati perbatasan hingga sampai kampung kami hanyalah bebatuan besar yang tertata tak rapi. Mengguncang perut. Selain itu, bis yang tak layak pakai dan satu-satunya penganggkut kami sehari-sehari menuju kota jalannya begitu l...

Cerpen - Bagaimana menganggur?

Aku menulis cerita ini setelah tidak memiliki pekerjaan. Lebih tepatnya keluar kerja, bukan di PHK. Dan selain itu, hanya memiliki sekelumit kesibukan yang dapat dikatakan tidak menguntungkan secara finansial. Uang untuk membayar kos selama sebulan, untuk makan, rokok dan rutinitas ngobrol minum kopi di warung didapat dari sana-sini. Aku masih punya orangtua, celengan dan tabungan berjalan merupa teman yang setia dan kepalang kaya. Tenang ! Aku bukanlah parasit. Aku cukup pandailah mencari uang, tapi sekedar memenuhi kebutuhan, bukan ambisius memupuk kekayaan untuk tenang di hari tua, Pekerjaan sehari-hari adalah berkelindan dengan orang. Tergabung di sebuah lembaga sosial cukuplah hasil dari itu untuk hidup sebulan, lebih dari cukup malah. Setelah nyaman bekerja mengkampanyekan tentang kesehatan dan sebagainya selama 5 bulan akhirnya aku memutuskan untuk keluar. Berhenti dari pekerjaan yang menopang hidupku di tanah rantau, jauh orangtua. Seperti yang sudah aku ceritakan sebelum...

Cerpen - Sauh dan Vid

“ Kau cemburu Vid ? Atau ?” Sauh bertanya tanpa daya dan teronggok di sofa sudut kamarnya. Bukankah cemburu itu hal yang sangat manusiawi. Perasaan itu, seperti kata banyak orang, pengejawantahan dari rasa sayang. Tapi beda tipis dengan posesif dan egois. Vid, Vidyavati seharusnya mengerti betul. Apa yang dimaksud dengan pertanyaan tadi. Ini bukan yang pertama kalinya. Berulang kali. Dan hanya Vidya yang bisa menjawabnya. Dan selalu saja Vid dengan berat menjawab dengan singkat “entahlah” seolah-olah kata itu, yang demikian singkat, memberikan makna yang banyak, seolah seperti satu kata dalam kitab suci yang bisa ditafsirkan bermacam. Entahlah. Ada semacam riuh yang tak terucap, diantara harapan, kebimbangan yang berkelindan dan tentunya kepastian. Sorot mata Vidya yang sedikit redup dan sempit justru terkesan tajam, tegas. Vidya adalah perempuan yang tak pernah memainkan melodrama seperti ini. Ini pertama kalinya. Vidya dulunya hanyalah seorang perempuan yang sang...

Romantisisme #1

Pada tulisan saya kali ini, sedikit mengulas apa itu “Romantisisme”. Saya akan memaparkan, mungkin sedikit tidak kronologis, tapi berupaya menjelaskan. Siapa kira romantisisme muncul sebagai sikap responsif akan kemapanan. Bisa disebut bahwa kaum romantisisme adalah gelombang anti-kemapanan terhadap renaisance (abad pencerahan). Romantisisme muncul ketika Eropa sedang terbuai di masa yang dikenal dengan “renaisance” yang kita ketahui bersama dipelopori oleh Rene Descartes. Tapi kali ini saya tidak memaparkan tentang renaisance ataupun Rene Descartes, mungkin lain waktu, selain itu penulis berharap kepada para pembaca untuk mendo'akan penulis untuk konsisten menulis. Terutama menulis tentang filsafat dan sebagainya. Terimakasih. Masa renaisance adalah disebut masa pencerahan karena mereka sudah mengurangi dominasi gereja perihal ilmu pengatuhan yang dirasa terlalu otoriter dan cenderung tidak masuk akal dengan mengatasnamakan tekanan doktrin agama. Muncullah masa re...