Bung, Saya terhanyut. Nurmala Kartini Pandjaitan atau Kartini Sjahrir atau Ker begitu piawai mendedahkan kisah kalian. Pada 1968, perkenalan itu terjadi. Ker masuk sebagai mahasiswa baru Fakultas Sastra Universitas Indonesia jurusan Antropologi, sementara dirimu adalah “mahasiswa tua” jurusan Sejarah di fakultas yang sama. Orde Lama telah runtuh, Orde Baru tengah menata diri. Ker mengaku, saat itu, ia merasa terbebaskan diri dari kekangan aturan-aturan kaku sekolah katolik di Santa Ursula. Di kampus, ia bertemu dirimu, Soe Hok-gie, yang segera mengajak menjelajahi kehidupan mahasiswa yang begitu dinamis. Pernahkah dulu ia menyatakan hal ini? Empat puluh tahun setelah kematianmu, Ker menuliskannya dalam Soe Hok-gie…Sekali Lagi . Ya, ini sebuah kitab yang diterbitkan untuk memperingati lima windu kepergianmu. Sejumlah orang ikut menyumbang tulisan. Termasuk, aktor Nicholas Saputra dan sineas Riri Riza. Dua sosok ini belum lahir saat dirimu meregang nyawa di puncak Gunun...
SYAKAL DAN I’JAM Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Al-Qur’an Dosen Pengampu: Bpk. Dr. Imam Muhsin Disusun Oleh: Ahmad Ni’am Shidqi 09120061 JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM FAKULTAS ADAB UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2010 BAB I PENDAHULUAN Sejak turunnya Al Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW sampai kepada kita telah mengalami perubahan dari segi pengumpulannya. Pada masa Rasulullah mungkin cenderung hafalan dan tulisan, dimana para sahabat lebih kuat dalam hafalannya. Nabi menganjurkan supaya Al Qur’an itu dihafal, dibaca selalu, dan diwajibkan membacanya dalam sembahyang. [1] walaupun pada masa ini ada pembukuan tapi tidak begitu gencar. Pada masa Khulafaurrasyidin terjadi penu...
Pada saat itu, keadaan sosial masyarakat Jepara sangat memprihatinkan, khususnya di kalangan perempuan. Hal itu didasari akan keadaan, sikap dan pandangan serta prilaku yang dirasa berbeda atau tidak adil terhadap perempuan, kurang adanya persamaan hak antara laki-laki dan perempuan. Selama ini perempuan hanya mempunyai peranan yang minim dalam artian hanya seputar rumah tangga saja . Selain itu, perempuan muda belum mempunyai wadah atau organisasi yang menyatukan khususnya perempuan muda di kalangan NU. Oleh karena itu, PC.NU Kabupaten Jepara menunjuk Hj. Aisyatun untuk memipin Fatayat Cabang Jepara. [1] Namun pada masa awal pendirian ini hanya sebatas penunjukan saja, belum bisa memenuhi tujuan dibentuknya Fatayat NU Cabang Jepara, yaitu meningkatkan kualitas dan peranan perempuan serta memperjuangkan kesetaraan gender.
Komentar