Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2015

Merayakan dengan Sinisme

Ucapan selamat, tak ubahnya hanyalah basa-basi. Basa-basi mungkin bisa diartikan beramah-tamah, saling menganggap keberadaan sesama sebagai manusia dengan segala kelemahannya. Namun bagi saya pribadi, basa-basi itu lebih jelas terdengar "basi" nya. Basi benar nasi ini, begitu tepatnya. Atau basi betul topik yang dibahas. Nah, ucapan selamat hari lahir di dinding media sosial lebih terasa hanya basa-basi. Dan sangat basi, karena bla..bla..bla... Secara kebetulan, mungkin ketika dulu saya membuat akun facebook sedang tidak sadar atau mungkin dalam penguasaan minuman keras, masyallah! Kenapa es teh masih dijual saja. Kenapa tidak ditarik seperti nasib alkohol yang dijual mini market kota Jogja. Bukankah es teh kategori minuman keras, keras untuk diklethak (gigit, red). Dengan kesadaran jauh dari Tuhan ketika membuat akun facebook, saya menuliskan hari lahir adalah 15 mei. Saya benar-benar khilaf dan ini adalah hoax. Kebohongan terbesar yang pernah kulakukan, karena saya ...

Mengantarmu dari Luar

"if I hold on to you, it hurts. if I let you go, it hurts even more. ah, I fall in love too easy" Jogja diguyur hujan lebat siang itu, sore nanti aku kepalang janji mengantar seorang perempuan untuk pulang. Ya, Lempuyangan adalah ibu tiri yang siap mengantar dan menjemput anak dari mana saja, siapa saja tanpa perlu banyak bawel dan omelan, rasanya seperti ketika kita bangun siang dan tak ada yang mengingatkan. Begitulah Lempuyangan, segala peradaban rindu dan perasaan menjadi aroma saban hari bagi para paria melankolis yang dilahirkan oleh suasana Yogyakarta. Keretanya berangkat pukul 5, sedangkan aku sudah menyanggupi untuk menemaninya sedari jam 2. ini bukan tentang cinta yang membutuhkan pengorbanan waktu dan mengurangi jatah tidur siang. Tapi ini adalah menyoal janji, kesepakatan dan kepastian. Sudah berapa janji yang sudah kita siasati untuk diingkari? Beberapa kesepakatanpun kadang kita berusaha berkelit sekuat tenaga untuk menggagalka...

Mei Yang (tidak) Baik-Baik Saja

Menyikapi hari pertama di bulan mei, apakah layak untuk dirayakan atau harus direnungi dengan sebuah perlawanan. Setidaknya, kita sadar kehidupan ini mengajarkan bahwa kita harus saling tindas menindas dalam kehidupan. Maka lahirlah buruh, budak dan sebagainya. Sejarah kita pun jauh-jauh sebelumnya kental benar dengan perbudakan. Tapi tentu saja ini bukan tulisan serius yang akan membahas sejarah perbudakan atau perjuangan kaum buruh. Ini lebih penting dari semua itu, yaitu kesedihan. 1 Mei tak ubahnya adalah awal dari kesialan-kesialan yang terakumulasikan dalam kehidupan-kehidupan yang sudah kulalui. Ini tanggal merah dan long weekend . Niat hati bangun tidur sepagi mungkin, jama'ah subuh, kemudian jogging, sarapan dengan gebetan. Namun rencana tinggallah rencana, seperti biasa, subuh dan dhuha sulit kali dibedakan, jogging hanyalah sebuah lelucon di tengah semakin besarnya lingkar perut yang tak terbendung, sedangkan sarapan dengan gebetan? sebentar, gebetan ...