Cerpen - Malam Merindu
Kembali aku buka memori. Tentang aku dan kamu. Dimana kita bertemu dan disatu padankan dalam sebuah janji. Yang kita ukir bersama penuh sakral melalu ikatan jari kelingking. Pertanda keseriusan dan tak ada kata main-main. Di atas tebing yang teramat tinggi. Yang mana di bawah ada sungai berair biru langit. Entah arusnya deras atau tidak, kita hanya menebak, karena dari ketinggian tak terlihat. Pada hari itu, aku tak jemu di dekatkan dengan dirimu. Mendengar suara-suara terkecil darimu. Senyum dan sesekali sebalmu malah membuatmu terlihat semakin cantik. Benar-benar cantik. Dalam balutan kerudung putih nan tipis membalut rapi membungkai manis indah dan wajah manismu. Balutan penghangat tubuhmu itu berwarna pink. Apapun yang kau kenakan hari itu, teringat betul dalam memoriku. Kau sangat manis sayang. Mendengarkan ceritamu. Sesekali membuatmu sebal. Kemudian bercerita lagi di mulai dari hal paling temeh sekalipun sampai hal terpenting: janji kita. Janjimu sayang....