Perempuan Bunga Kopi | Cerpen
Dub sedang duduk di kursi yang nyaman, di sebuah kedai kopi yang tak begitu ramai dan juga tidak terlalui sepi di bilangan sepanjang Selokan Mataram Yogyakarta. Ia sedang khusyuk menghisap rokok dan menekuri satu buku Cinta Tak Pernah Tepat Waktu-nya Puthut Ea . Namun di mejanya ada beberapa buku bertumpuk tidak rapi di antaranya The Stranger -nya Albert Camus , Arus Balik - Pramoedya Ananta Toer dan Sejarah Tuhan -nya Karen Amstrong . Maklum, lelaki yang rambutnya sedikit kriting dan perut yang tambun memang pembaca buku yang tekun. Ia juga pernah menjadi aktivis kelas wahid dan ketua organisasi literasi di kampusnya. Semua tempat duduk di kedai kopi tersebut penuh, hanya kursi di meja Dub saja yang kosong. Ia sedang sendirian. Ia tak juga sedang menunggu Nyuk dan juga tak berharap ada teman yang datang menyusulnya. Beberapa lembar buku dan secangkir kopi sudah dinikmatinya, tiba-tiba lagu yang sebelumnya adala...