Bela Islam, Luka Iman dan Kebebalan Bersama.
Nalar saya terusik setelah mendapat pesan berantai di grup whatsapp terkiat perjuangan seseorang yang jauh-jauh dari Los Angeles ke Jakarta hanya untuk mengikuti aksi, yang katanya, bela Islam itu. Seorang teknisi software google rela menempuh jarak 18 jam lamanya hanya untuk mengikuti aksi yang dihelat di Masjid Istiqlal. Suamiku mujahid hebaaat, begitu status facebook yang diunggah sang isteri. Wah, mudah sekali menjadi seorang mujahid, pikir saya terusik. Dalam postingan tersebut, mungkin sebagian dari kita sering mendapat pesan seeprti ini, diimbuhi dengan kalimah thoyyibah dan tak lupa bumbu-bumbu suci serta tak boleh ketinggalan adalah dicantumkannya ayat suci Al-Qur'an. Bagi sebagian orang yang membaca ini, sangat mungkin mengira saya adalah seorang perusak, muslim yang menyedihkan atau bahkan mengira saya non-muslim dan mungkin juga sudah dilabeli kafir. Lucu memang, tapi saya tak akan menyalahkan salah satu tanda terlambatnya otak berevolusi ini. Dan s...