Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2017

Bela Islam, Luka Iman dan Kebebalan Bersama.

Nalar saya terusik setelah mendapat pesan berantai di grup whatsapp terkiat perjuangan seseorang yang jauh-jauh dari Los Angeles ke Jakarta hanya untuk mengikuti aksi, yang katanya, bela Islam itu. Seorang teknisi software google rela menempuh jarak 18 jam lamanya hanya untuk mengikuti aksi yang dihelat di Masjid Istiqlal. Suamiku mujahid hebaaat, begitu status facebook yang diunggah sang isteri. Wah, mudah sekali menjadi seorang mujahid, pikir saya terusik. Dalam postingan tersebut, mungkin sebagian dari kita sering mendapat pesan seeprti ini, diimbuhi dengan kalimah thoyyibah dan tak lupa bumbu-bumbu suci serta tak boleh ketinggalan adalah dicantumkannya ayat suci Al-Qur'an. Bagi sebagian orang yang membaca ini, sangat mungkin mengira saya adalah seorang perusak, muslim yang menyedihkan atau bahkan mengira saya non-muslim dan mungkin juga sudah dilabeli kafir. Lucu memang, tapi saya tak akan menyalahkan salah satu tanda terlambatnya otak berevolusi ini. Dan s...

Cinta ala Erick Fromm

*** Perlu sekiranya diketahui, bahwa Erick adalah murid dari Sigmund Freud. Namun tak sedikit yang tidak sependapat dan juga mengkritik guru. Meski belakangan banyak yang mengkritik Freud. Salah satunya adalah kecenderungan psikoanalisis Freud yang cenderung selalu kembali dan bermuara pada selangkangan, ya, seks. Erick juga memiliki pemikiran psikologi sosialnya sendiri. Seperti contoh ketika laki-laki sendiri dipastikan tidak akan berani menggoda atau catcalling kepada seorang perempuan. Namun jika bergerombol pasti akan saling bersahut-sahutan menggoda diantara sesama laki-laki. Pun dengan kematian. Jika seseorang ditemukan mati di belakang rumah, sudah bisa dipastikan satu desa akan ramai memperbincangkan. Namun berbeda ketika situasi perang, mayat tergeletak diman-mana tak ada yang menghiraukan. Kembali kepada pemikiran tentang cinta-nya Erick Fromm. Saya awali dengan sebuah pertanyaan penting dan sulit, apakah itu cinta? Silahkan bayangkan jawabannya sembari pelan-pelan memahami...